a. Depresan = membuat pemakai tertidur atau tidak sadarkan diri.
b. Stimulan = membuat pemakai bersemangat dalam berkativitas kerja dan merasa badan lebih segar.
c. Halusinogen = dapat membuat si pemakai jadi berhalusinasi yang mengubah perasaan serta pikiran.
- Opioid
Bahan opioid adalah saripati bunga opium. Zat yang termasuk kelompok opioid antara lain: - Heroin, disebut juga diamorfin (INN) bisa ditemukan dalam bentuk pil, serbuk, dan cairan.
- Codein, biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan bening
- Comerol, sama dengan codein biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan bening
- Putaw
- Kokain
Kokain merupakan alkaloid yang berasal dari tanaman Erythroxylon coca. Jenis tanamannya berbentuk belukar. Zat ini berasal dari Peru dan Bolivia. - Ganja (Cannabis /Cimeng)
Ganja merupakan tumbuhan penghasil serat. Akan tetapi, tumbuhan ini lebih dikenal karena kandungan narkotikanya, yaitu tetrahidrokanabinol (THC). Semua bagian tanaman ganja mengandung kanaboid psikoaktif.
Cara menggunakan ganja biasanya dipotong, dikeringkan, dipotong kecil-kecil, lalu digulung menjadi rokok. Asap ganja mengandung tiga kali lebih banyak karbonmonoksida daripada rokok biasa.
Adapun zat lain yang memiliki dampak yang sama bahayanya dengan narkotika jika disalahgunakan, yaitu psikotropika. Jenis-jenis yang termasuk zat ini antara lain: - Ectasy (ineks),
- Shabu-shabu (methamphetamine), dan
- Benzodiazepin (Pil Nipam, BK, dan Magadon).
- Opioid
Opioid atau opium digunakan selama berabad-abad sebagai penghilang rasa sakit dan untuk mencegah batuk dan diare. - Kokain
Daun tanaman Erythroxylon coca biasanya dikunyah-kunyah untuk mendapatkan efek stimulan, seperti untuk meningkatkan daya tahan dan stamina serta mengurangi rasa lelah. - Ganja (ganja/cimeng)
Orang-orang terdahulu menggunakan tanaman ganja untuk bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya sangat kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai bahan pembuat minyak.
1-2ml sampel + 2 tetes etanol + 2 tetes asam tartrat sampai pH 3 |
Disari dengan eter volume sebanding |
Aquades ( lapisan bawah) + ammonia sampai pH 8 + kloroform volume sebanding |
Sari kloroform (lapisan bawah) disari dengan aquades |
Sari kloroform + 2 tetes asam sitrat |
Residu mengandung obat basa ( fraksi D) |
uji | morphin | heroin | kokain |
Reaksi frohde | Merah-ungu violet | Merah-ungu violet | Hijau-biru |
Reaksi mandelin | merah | - | Hijau kebiruan |
Reaksi hoshida | ungu | Merah ungu | Ungu-hijau |
Reaksi marquis | Merah violet | Merah muda | - |
Reaksi asm sulfat encer | Merah ungu | - | hijau |
Reaksi asam nitrat pekat | jingga | kuning | jingga |
Reaksi kalium ferosianida | biru | - | - |
Reaksi kalium feeriklorida | biru | - | - |
Dasar Teori
Sifat protein jika dilarutkan dengan asam klorida dan enzim protease akan menghasilakan asam amino karboksilat. Disisi lain protein dapat mengalami denaturasi yaitu perubahan struktur protein yang menimbulakn perubahan sifat fisika, kimia dan biologi bila Protein apabila dipanaskan dapat mengakibatkan gelombang elektromagnetik tertentu contohnya , kokain dan lain-lain
Metode Spektrofotometeri dengan untraviolet yang yang diserap bukan cahaya tampak cahaya ultra ungu ( Ultraviolet ). Dalam Spektrofotokopi ultra ungu energi cahaya tampak terserap digunakan untuk transfuse electron. Karena energi Cahaya Ultraviolet dapat menyebabkan transfuse electron ( Hendayana, 1997 )
Pengukuran kadar protein dengan metode Lowry adalah dasar penggunaan Spektrofotometer. Metode ini dapat menggunakan kadar protein sampai dengan 5 Mikrogram. Warna biru yang terjadi oleh pereaksi folin ciacalteu disebabkan reaksi antara protein dengan Cu dalam larutan alkakis dan terjadi reaksi garam fosfotungstat dan garam fosfomolibdat oleh tirosin dan triptopan.
Kurva yang menunjukkan standart merupakan kurva alibrasi dari sederet larutan standar larutan-larutan itu. Larutan ittu sebaiknya mempunyai komposisi yang sama dengan komposisi cuplikan. Jarang sekali digunakan satu larutan standar untuk menentukan absorbtivitas molar, hasil tidak pernah didasarkan pada literatur absobtivitas molar.
Protein dengan garam fostotungstat pada suasana alkalis akan memberikan warna biru yang intensitasnya tergantung pada konsentrasi protein yang tertera.Pada. konsentrasi protein diukur berdasarkan atas opticial dencinty pada panjang gelombang tertentu untuk mengetahui banyaknya protein dalam larutan.
C. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat
a. Tabung reaksi
b. Rak tabung reaksi
c. Pipet
d. Gelas Ukur
e. Pengaduk
f. Spektrofometer
2. Bahan
a. Reagen A ( Larutan Na2 Co3 dalam NaOH )
b. Reagen B ( Larutan Cu So4 dalam aquades )
c. Reagen C ( Larutan k-tartat dalam aquades )
d. Reagen D ( Larutan A:B:C=20:1:1 )
e. Reagen E ( Larutan folin ciocalteau dalam aquades )
f. Larutan standart BSA
g. Sampel kokain
h. Aquades
a. Perlakuan pada larutan standart
- Membuat larutan standart dengan konsentrasi 0; 0,06; 0,12; 0,18 ; 0,24 ; 0,30
- Diambil larutan standart dari masing-masing konsentrasi
- Ditambahkan air sampai dengan 1ml kedalam masing-masing Larutan standart tersebut
- Ditambahkan 1ml reagen D kedalam masing-masing larutan
- Digojog 15 menit didiamkan selama 45 menit
- Diukur absorbasi dari masing-masing larutan pada masing-masing pada 540 nm
- Dibuat grafik regresi liniernya
b. Perlakuan pada sample kokain
- Diambil 1ml sampel damasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambah 1 ml reagen D, digojog dibiarkan 15 menit
- Ditambah reagen E, digojog 15 menit dibiarkan 45 menit
- Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 540 nm
- Dibuat kurva standart dengan cara larutan standart BSA diperlukan pada konsentrasi 0; 0,06 ; 0,12 ; 0,18 ; 0,24 dan 0,30
- Dibuat kurva regresi liniernya
- Dihitung kadar Protein dalam larutan sampel